Dwia: Kerja, Kerja, Kerja!
Rapat Koordinasi rutin antar pimpinan se-Unhas memberikan giliran Fakultas Farmasi sebagai tuan rumah. Dalam rapat koordinasi ini hadir sebagian besar pimpinan fakultas, lembaga dan unit dalam lingkup Unhas. Hadir pula para wakil dekan I dari setiap fakultas. Rapat koordinasi ini merupakan agenda bulanan untuk membahas berbagai isu yang berkembang di sekitar Unhas. Selain itu, laporan-laporan atau arahan yang disampaikan oleh pucuk pimpinan menjadi agenda lainnya.
Dalam pembukaannya, Rektor Unhas, Prof. Dr. Dwia A. Tina Pulubuhu, menyampaikan bahwa sekarang ini, telah banyak kemajuan yang dicapai oleh Unhas untuk semua level.
“Kalau kita lihat perkembangan belakangan ini, itu sangat terasa. Geliat akademik yang sangat baik di semua level, dari level pimpinan, level dosen, para guru besar, bahkan para mahasiswa,”
tegas Dwia.
Selain itu, rektor juga menyoroti beberapa informasi yang berkembang di mahasiswa terkait dengan kinerja dosen yang kurang memuaskan. Tak luput dari pembahasan beliau juga mengenai kualitas penelitian, khususnya ketersediaan jurnal yang terakreditasi.
Dwia juga menyampaikan permasalahan UKT yang seharusnya disikapi dengan tidak adanya lagi pungutan-pungutan kepada mahasiswa. Beliau menegaskan bahwa jika ada fakultas yang membutuhkan sarana untuk mendukung kelancaran kegiatan akademik, maka bisa langsung disampaikan kepada pihak rektorat untuk dipertimbangan pengadaannya, bukan justru memungut dana dari mahasiswa.
Di bagian akhir pembukaannya, Dwia mengutip motto Presiden RI, Joko Widodo.
“Kerja, kerja, kerja,”
tutupnya.
Setelah pemaparan awal dari Rektor Unhas, pemaparan selanjutnya dibawakan oleh Sekretaris Universitas, Dr. Nasaruddin Salam, MT. Dalam uraian singkatnya, mantan wakil rektor III ini lebih memfokuskan pada perihal remunerasi.
Laporan selanjutnya disampaikan berturut-turut oleh wakil rektor I, II, III dan IV. Prof. Dr. Junaedi Muhidong menyampaikan beberapa hal selaku kapasitasnya sebagai wakil rektor I bidang akademik. Salah satu informasi yang disampaikannya terkait dengan posisi Unhas pada SNMPTN selama 3 tahun terakhir ini. “Pada tahun 2014, Unhas masih berada di luar posisi 10 besar terbanyak yang menjadi tujuan pendaftar SNMPTN. Posisi ini berubah di tahun 2015 dimana Unhas menempati posisi 9. Di tahun ini, Unhas belum beranjak dari posisi 9,” jelasnya.
Wakil rektor II, Prof. Dr. Muhammad Ali, melanjutkan laporan dari pimpinan Unhas dengan fokus pemaparannya pada realisasi dana Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) di tahun 2016. Khusus untuk Fakultas Farmasi, dana BOPTN yang diterima untuk tahun ini sebesar 397 juta rupiah.
Dr. Abd. Rasyid Jalil selaku wakil rektor III bidang kemahasiswaan dan alumni menyampaikan perihal prestasi mahasiswa Unhas dan realisasi beasiswa yang telah dialokasikan. “Per April 2016, jumlah penerima beasiswa di Unhas berjumlah 7971 orang mahasiswa,” jelas WR III.
Di bagian akhir, Prof. Dr. Budu dalam kapasitasnya sebagai wakil rektor IV menunjukkan beberapa informasi perihal internasionalisasi Unhas. Beliau juga menyampaikan tentang pembentukan Publication Management Center (PMC) Unhas yang akan membantu geliat penelitian dan publikasi dari para dosen Unhas.
Setelah pemaparan dari para pimpinan rektorat Unhas, agenda dilanjutkan dengan sesi diskusi dengan mendengarkan masukan atau laporan dari fakultas, lembaga maupun unit-unit. Diskusi berjalan sekitar satu jam dan membahas banyak hal, di antaranya remunerasi, program riset unggulan dan dinamika mahasiswa (chm).