[:id]Perkuat Kualitas Proposal PKM, Program Studi Farmasi Adakan FGD Penyiapan Proposal PKM[:]
[:id]Bertempat di Ruang Pertemuan Fakultas Farmasi Unhas, Selasa, 10 September 2018, kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Penyiapan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang Berkualitas dan Kompetitif. FGD ini merupakan salah satu kegiatan yang diprogramkan oleh Program Pengembangan Kapasitas program Studi (PPKPS) 2018.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Farmasi Unhas, Dr. Sartini, M.Si ., Apt., membuka FGD ini secara resmi. Dalam sambutan pembukaannya, Sartini menyatakan bahwa Fakultas Farmasi termasuk salah satu fakultas yang menyumbangkan judul-judul PKM yang didanai oleh Dikti, walaupun untuk tahun 2018, belum ada yang menembus Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) 2018 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). “Tahun ini, jumlah proposal PKM dari Fakultas Farmasi Unhas yang didanai oleh Dikti berjumlah 16 proposal,” jelasnya.
Kegiatan selanjutnya adalah pemaparan singkat dari Koordinator FGD ini, Dr. Herlina Rante, M.Si., Apt. Herlina memaparkan beberapa informasi terkait dengan posisi Unhas dalam PKM ini. “Pada PKM 2017 di UMI, Universitas Hasanuddin memperoleh 1 medali emas dan 1 medali perak. Capaian ini sama dengan pencapaian di PIMNAS 2018 di UNY,” jelasnya. Beliau menambahkan bahwa pada tahun 2017, jumlah proposal yang didanai oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) sebanyak 116 proposal, sedangkan pada tahun 2018, jumlah ini meningkat menjadi 123 proposal.
Anggota Pokja PKM Universitas Hasanuddin, Rangga Meidianto Asri, menjadi pembicara selanjutnya. Sebagai anggota Pokja PKM Unhas, Rangga memfokuskan presentasinya pada evaluasi beberapa proposal PKM yang telah dimasukkan. “Salah satu penilaian utama yakni format penulisan proposal PKM. Selain itu, anggota tim yang berasal dari angkatan yang berbeda, program studi yang berbeda, bahkan universitas yang berbeda akan memperbesar peluang untuk lolos ke PIMNAS,” detilnya.
Lebih jauh, Rangga menyampaikan tentang permasalahan utama yang dihadapi Universitas Hasanuddin dalam upaya peningkatan jumlah proposal yang dimasukkan ke PIMNAS. Ada 4 masalah utama yang beliau paparkan yaitu, 1) minat dosen mendampingi masih minim; 2) template berubah dan terevisi, sehingga format sempat membuat mahasiswa kesulitan menyesuaikan atau bahkan tidak menyesuaikan; 3) waktu konsultasi dosen – tim yang kurang; 4) persepsi antra reviewer maupun dikti yang tidak konsisten.
Setelah pemaparan selesai, FGD dilanjutkan dengan diskusi untuk mendengarkan masukan dari seluruh peserta FGD yang berasal dari kalangan dosen dan mahasiswa. Salah satu masukan diberikan oleh Dr. Andi Ilham Makhmud, Apt. Beliau menyatakan bahwa sinkronisasi antara format skripsi dan PKM perlu dibicarakan sekaligus memikirkan kemungkinan PKM dapat dinilai dan dijadikan skripsi untuk menghindari proposal tersebut menjadi tidak berguna jika tidak lolos pembiayaan Dikti atau ke PIMNAS. “Jika proposal yang dibuat lolos ke PIMNAS, Alhamdulillah. Namun, jika proposal tersebut tidak lolos, maka mau jadi apa proposal tersebut? Untuk itulah, jika PKM dapat dijadikan skripsi, maka proposal yang tidak lolos, tetap ada manfaatnya,” jelasnya.
Dari kalangan mahasiswa, Tri Puspita Roska menyampaikan masukannya. Salah satu masukan yang diberikannya adalah mengenai pengenalan PKM ini, utamanya kepada mahasiswa baru. “Ada mahasiswa yang sudah semester 5, tetapi belum tahu apa itu PKM,” ucapnya untuk menjelaskan betapa penting promosi tentang PKM ini pada mahasiswa baru.
FGD ini ditutup secara resmi pada pukul 11.30 Wita.[:]