[:id]Syamsiah, Laboran Fakultas Farmasi Unhas, Raih Peringkat III Ajang Anugerah Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi 2017 [:]
[:id]Ajang Anugerah Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi 2017 yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) kembali dihelat. Sebagaimana dilansir dari website resmi Kemenristekdikti, sebanyak 257 peserta yang terdiri atas 95 peserta dosen berprestasi dan 162 peserta tenaga kependidikan berprestasi mengikuti ajang ini. Terdapat 7 kategori yang diperlombakan yaitu 1) Dosen Berprestasi Bidang Sains dan Teknologi 2) Dosen Berprestasi Bidang Sosial dan Humaniora 3) Laboran Berprestasi 4) Pustakawan Berprestasi 5) Administrasi Berprestasi 6) Pengelola Keuangan Berprestasi 7) Arsiparis Berprestasi.
Pengumuman para pemenang dilakukan pada malam puncak pada 30 Oktober 2017 dan dihadiri langsung oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti Ali Ghufron Mukti. Dalam sambutannya, beliau mengatakan, “Penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi kepada dosen dan tenaga kependidikan yang telah menjalankan profesinya dengan baik, khususnya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan tinggi dan pelayanan di perguruan tinggi. Selain itu, memberikan motivasi dan inspirasi kepada para dosen dan tenaga kependidikan lainnya untuk terus berinovasi, kreatif, dan berprestasi.”
Syamsiah, laboran di Laboratorium Biofarmasi Fakultas Farmasi Unhas, berhasil menorehkan prestasi dalam ajang ini. Syamsiah yang berkompetisi pada kategori Laboran Berprestasi meraih peringkat ke-3. Adapun peringkat I dan II masing-masing diraih oleh Nurina Vidya Ayuningtyas (Universitas Indonesia) dan Aninda Tifani (Universitas Andalas).
Gelar ini diraih setelah membawa inovasi untuk membantu proses penelitian yang dilakukan di Laboratorium Biofarmasi. Inovasi tersebut berhasil memikat para juri. Syamsiah mengobservasi bahwa ada kesulitan yang dihadapi peneliti yang ingin melakukan penelitian menggunakan uji berenang (swimming test). Uji ini dilakukan untuk melihat ketahanan tikus atau mencit dalam berenang. Pada beberapa kasus, tikus atau mencit juga dibebankan sesuatu dengan bobot tertentu untuk melihat ketahanannya berenang. Pada titik inilah, Syamsiah mengamati bahwa teknik peletakan beban pada hewan coba tersebut kadang menyakitkan hewan coba. Masalah lain yang ditemukan adalah beban yang diletakkan kadang terlepas saat hewan coba berenang.
Ibu empat anak ini memikirkan suatu inovasi sederhana, tetapi tepat guna. Dengan mengaplikasikan alumunium foil dan binder clips, permasalahan yang dihadapi sebelumnya pada uji berenang dapat teratasi. Inovasi tersebut akhirnya memikat para juri dan memutuskan untuk menganugerahkan peringkat ke-3 atas inovasi ini.
Dalam ajang tahunan ini, Universitas Hasanuddin mengirimkan 2 wakilnya yaitu Syamsiah yang berlomba di kategori Laboran Berprestasi dan Valentino Aris yang berlomba di kategori Pengelola Keuangan Berprestasi. Selain Syamsiah yang meraih peringkat ke-3, Valentino Aris juga meraih peringkat yang sama pada kategori berbeda.
Selamat..!
Sumber foto: www.ristekdikti.go.id)[:]